Penghujan, Produksi Rumput Laut Pembudidaya di Lamsel Turun

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Musim penghujan berimbas pada pembudidaya rumput laut di Lampung Selatan. Amran Hadi, pembudidaya rumput laut jenis Eucheuma spinosum menyebut curah hujan tinggi berimbas kadar air tawar meningkat.

Dampaknya pertumbuhan lumut, hama bulu babi, ikan lemadar menurunkan produksi. Saat banjir kerusakan terjadi, imbas luapan sejumlah sungai.

Bagi petani rumput laut sebut Amran Hadi berimbas bagi pembudidaya di Desa Legundi, Kecamatan Ketapang. Kerusakan oleh banjir menurutnya diakibatkan material ranting, batang, akar pohon terbawa banjir masuk lahan budidaya. Imbasnya sejumlah material tersebut memutus dan merusak  tali budidaya. Produksi rata-rata satu ton rumput laut basah berkurang menjadi hanya setengah ton hasil panen.

Saat penghujan Amran Hadi bilang pembudidaya rumput laut memilih melakukan panen parsial. Panen tersebut dilakukan dengan memilih bagian tanaman yang layak panen. Sisanya sebagian tanaman tetap dipertahankan agar bisa dipanen hingga waktu panen. Normalnya rumput laut spinosum bisa dipanen saat usia satu bulan.

“Penghujan berdampak pada hasil panen mengalami pengurangan,namun kami masih bisa melakukan penyediaan bibit untuk masa tanam berikutnya. Selain penghujan kendala yang dihadapi pembudidaya rumput laut berupa terjangan gelombang saat musim angin timur,” terang Amran Hadi saat ditemui Cendana News, Senin (15/2/2021).

Amran Hadi yang memiliki ratusan jalur tali pengikat menyebut penghujan juga memperlambat pengeringan. Normalnya rumput laut spinosum bisa dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari selama empat hari. Namun imbas mendung dan hujan pengeringan terhambat hingga sepekan. Rumput laut kering dijual mulai harga Rp10.000 per kilogram untuk bahan tepung agar agar.

Lihat juga...