Petani Jagung di Sikka Kesulitan Benih Unggul
Editor: Makmun Hidayat
MAUMERE — Para petani di Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan mengenai sulitnya mendapatkan bantuan pupuk dan benih jagung berkualitas dari bantuan pemerintah, sehingga mereka lebih memilih menanam benih lokal meskipun hasilnya tidak maksimal.
Hampir semua tanaman jagung di sentra produksi jagung merupakan jagung varietas lokal yang ditanam tanpa menggunakan pupuk.
“Saya menanam benih lokal sisa panen tahun lalu. Meskipun berbiji kecil namun saya tidak mempunyai stok benih,” kata Maria Cludensia, petani jagung di Desa Langir saat ditemui di kebunnya, Senin (1/2/2021).

Maria mengakui, sudah lama tidak mendapatkan bantuan benih dari pemerintah melalui kelompok tani meskipun dirinya tergabung dalam kelompok tani yang berinduk ke Gapoktan Edelweis.
Selain itu kata dia, bantuan benih jagung dan kacang hijau bantuan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka banyak yang sudah rusak sehingga meskipun ditanam tidak tumbuh.
“Benih jagung dan kacang tanah yang dibagikan pun kadang kita tanam tidak tumbuh.Mungkin saja benihnya sudah lama disimpan sehingga tidak bagus lagi untuk ditanam,” ucapnya.
Maria mengakui menanam jagung benih lokal pun tidak mempergunakan pupuk kimia dan organik sehingga apabila jagungnya tumbuh subur maka dirinya pun bersyukur.
“Kalau benih jagung lokal bisa disimpan lama dan dikonsumsi. Kalau tanam benih jagung hibrida dan lamuru paling hanya untuk dijual saja sehingga kami hanya tanam di sepertiga lahan saja,” jelasnya.