Pisang Batu Dikembangkan, Hasilkan Daun Bahan Kemasan Makanan
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Potensi alam di kaki Gunung Betung menjadi peluang budidaya komoditas pertanian, salah satunya pisang. Jenis pisang batu atau Musa balbisiana colla jadi sumber pasokan kemasan makanan tradisional.
Suminah, petani di Kelurahan Batu Putuk, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung menyebut memilih membudidayakan pisang batu atau kluthuk. Jenis pisang batu sebutnya sebagian ditanam pada lahan kosong di wilayah tersebut sebagai sumber penghasilan.
Suminah bilang sebagian besar tanaman pisang batu dibudidayakan dengan memencarkan anakan yang tumbuh di rumpun. Jambu batu yang dikenal memiliki biji tersebut jarang dikonsumi karena memiliki rasa sepat. Namun sebagian dipakai untuk pembuatan rujak.
Cara mempertahankan tanaman pisang batu rutin menghasilkan daun segar dilakukan dengan pemangkasan bunga. Pemangkasan bunga atau jantung pisang batu berpotensi menghasilkan tunas daun muda. Setelah dipetik daun pisang akan bertunas setiap 10 hari sekali. Penanaman ratusan rumpun di sepanjang tepi jalan menjadi cara pemanfaatan lahan.
“Pisang batu atau kluthuk memiliki batang yang lebih tinggi dan jarang dibiarkan berbuah, saat berbuah justru sebagian sengaja dipotong agar tetap menghasilkan pelepah daun baru untuk memenuhi permintaan produsen makanan tradisional untuk kemasan,” terang Suminah saat ditemui Cendana News, Senin (1/2/2021).
Pemilik kebun pisang batu untuk dipanen bagian daun sebut Suminah akan memanen setiap pekan. Penanaman ratusan pohon pisang berpotensi menghasilkan lima lembar. Jenis pisang tersebut memiliki daun bertekstur licin,lembut,tidak mudah sobek dan lebar. Satu lembar daun pisang hasil panen petani dibeli seharga Rp1.000 dan di tingkat pengecer Rp2.500 per lembar.