PPKM Dinilai Batasi Proses Distribusi Komoditas Telur Ayam
Editor: Makmun Hidayat
YOGYAKARTA — Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali sejak beberapa waktu terakhir diyakini menjadi salah satu faktor penyebab anjloknya harga jual komoditas telur ayam di sejumlah daerah yang membuat ribuan peternak merugi.
Para peternak menyebut PPKM yang mulai berjalan sejak awal Januari lalu, dinilai telah membatasi proses distribusi komoditas telur ayam di sejumlah daerah. Sehingga mengakibatkan stok telur ayam di beberapa daerah penghasil telur ayam berlimpah. Yang kemudian mengakibatkan harga jual telur ayam merosot drastis.
“Sebenarnya saat ini permintaan pasar itu tetap tinggi. Karena telur termasuk sembako yang merupakan kebutuhan pangan dasar masyarakat. Hanya saja karena PSBB, distribusi menjadi terhambat. Sehingga mempengaruhi harga jual di pasaran,” ujar salah seorang peternak ayam petelur, Amino Fajar Nugroho asal Dusun Manggong Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Senin (1/2/2021).
Selain harga jual telur ayam yang anjlok, peternak juga terpaksa harus merugi, lantaran pada saat yang bersamaan harga pakan justru mengalami kenaikan.
Amino menyebut kenaikan harga pakan ayam petelur ini biasa terjadi saat pergantian musim kemarau ke musim penghujan. Sehingga mengakibatkan harga pokok produksi (HPP) juga ikut naik.
“Saat musim penghujan seperti sekarang ini, produksi jagung menurun drastis karena petani banyak memilih menanam padi. Sementara jagung merupakan bahan baku utama pembuatan pakan ayam petelur. Karena bahan bakunya langka, maka otomatis harga pakan pun ikut naik,” ungkapnya.