Tren Bonsai Gerakkan Ekonomi Warga Desa Sumber Nadi Lamsel

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Tren budi daya bonsai di Lampung Selatan menjadi peluang usaha ekonomi kreatif. Ekonomi bergerak dan memberikan penghasilan bagi para kreator bonsai dan perajin pot tanaman kerdil ini.

Wayan Suwarno, ketua Komunitas Nadi Bonsai, menyebut hobi bonsai sekaligus sumber ekonomi bagi warga dan ratusan kepala keluarga di Desa Sumber Nadi, Kecamatan Ketapang, telah menekuni usaha pembuatan bonsai sejak puluhan tahun silam.

Tren hobi bonsai yang meningkat ikut memicu munculnya peluang usaha bagi warga dari bidang tersebut. Sejumlah warga menyediakan bahan bonsai dari alam dan penyediaan bibit. Warga yang memiliki keahlian membuat pot dan tatakan dari semen, pasir, mendapat pesanan. Skill pembentukan bonsai menjadi peluang bagi trainer yang menawarkan jasa mempercantik estetika bonsai sebagai tanaman hias.

Wayan Suwarno, ketua Komunitas Nadi Bonsai penggagas kegiatan Ngopi Bareng dan Jemur Bonsai di Desa Sumber Nadi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Selasa (2/2/2021). -Foto: Henk Widi

Menurutnya, distribusi bonsai ke konsumen yang ingin membeli bonsai, memberi sumber penghasilan jasa bongkar muat. Bonsai yang telah jadi, lengkap dengan pot kerap memiliki bobot hingga ratusan kilogram. Beberapa bonsai yang diperoleh dengan modal ratusan ribu rupiah setelah dibentuk, bisa dijual belasan hingga puluhan juta rupiah.

“Ada peluang peningkatan nilai jual tanaman bonsai setelah diberi pot, dibentuk kerdil seperti bentuk aslinya di alam, sehingga menjadi sumber ekonomi baru bagi warga dari hobi yang ditekuni dengan baik, memanfaatkan peluang peningkatan tren hobi tanaman hias saat pandemi Covid-19,” terang Wayan Suwarno, saat ditemui Cendana News, Selasa (2/2/2021).

Lihat juga...