Umat Tionghoa Bali Gelar Persembahyangan Tahun Baru Imlek

DENPASAR  – Ratusan warga keturunan Tionghoa melaksanakan persembahyangan menyambut tahun baru Imlek 2572 di Griya Kongco Dwipayana, Denpasar, Bali, Jumat.

“Sebelum pandemi COVID-19 dari menyambut tahun baru Imlek sampai cap go meh bisa ribuan karena kan perayaan Imlek 15 hari ya. Tapi sejak pandemi cuma ratusan, penurunan sampai 60 persenlah,” kata Ketua Griya Kongco Dwipayana, Ida Bagus Adanyana, saat ditemui di Kongco Dwipayana Denpasar.

Ia mengatakan kegiatan persembahyangan sudah dilakukan sejak Kamis (11/2) sebagai tanda menutup Imlek 2571 dan membuka Imlek 2572. Perayaan ini akan berlangsung selama 15 hari hingga hari Cap Go Meh.

“Umat datang langsung melakukan persembahyangan. Tidak ada perayaan (seperti sebelum pandemi) hanya penampilan barongsai saja,” katanya.

Selama proses persembahyangan, Griya Kongco Dwipayana turut menyediakan sarana prasarana pendukung seperti selendang, dupa, kertas emas, lilin dan minyak.

Dikatakannya bahwa kertas emas, dupa, lilin dan sarana lainnya merupakan simbol kesejahteraan, dan kehidupan yang lebih baik. Sedangkan simbol teh dimaknai sebagai tanda untuk kesehatan.

Menurutnya, tahun ini merupakan tahun penuh tantangan karena ada dua masalah yang dilalui. Pertama bersamaan dengan pandemi COVID-19, kedua tentang kehidupan.

“Tahun ini jelas menjadi tahun tantangan dengan dua masalah yaitu bersamaan COVID-19 dan tentang kehidupan. Jadi betul-betul sebagai masyarakat bagaimana bisa lebih lapang hati dan lapang dada menerima tantangan ini karena kan harus tetap dijalani meskipun pahit,” ucapnya.

Pada pelaksanaan Imlek 2572 dengan simbol kerbau ini digambarkan sebagai tahun kerja keras. Kata dia, dengan kerja keras diharapkan bisa terjadi perubahan lebih baik ke depannya untuk kita semua.

Lihat juga...