Amanat Jenderal Soedirman kepada Letkol Soeharto

Namun setelah diyakinkan oleh Letnan Kolonel Soeharto, bahwa Yogyakarta telah kembali menjadi Ibukota RI, maka kembalinya Panglima Besar ke Yogya merupakan momentum untuk melanjutkan kepemimpinan perjuangan dari Yogyakarta.

Pandangan Letkol Soeharto itu tampaknya mampu meyakinkan Jenderal Soedirman untuk kembali ke Yogya. Pada saat perjalanan dari Karangmojo menuju Yogyakarta, Jenderal Soedirman minta berhenti dan turun dari tandunya. Ketika itulah momen yang amat mengharukan dan bersejarah berupa “penyerahan amanat perjuangan” Panglima Besar Jenderal Soedirman kepada Letkol Soeharto terjadi.

Selang tidak begitu lama dari kejadian “penyerahan amanat” itu dan setelah bertemu kembali dengan Presiden Soekarno, serta diterima pasukan kehormatan di Alun-alun Yogyakarta, kesehatan Panglima Besar Jenderal Soedirman menurun dan dirawat di Magelang hingga wafat. Letkol Soeharto memperoleh tugas memimpin iring-iringan jenazahnya dari Magelang hingga Yogyakarta.

Maka lengkaplah proses pelimpahan tanggung jawab untuk menjaga Nusantara dari Panglima Besar Jenderal Soedirman kepada Letkol Soeharto. Proses ini memang tidak bisa dipandang dalam perspektif tranformasi formal, namun lebih bersifat spiritual. Pemberian amanat Panglima Besar Jenderal Soedirman kepada Letkol Soeharto dapat diartikan sebagai “pelantikan” penerus perjuangan Nusantara dari seorang pejuang pendahulu yang sedang dalam proses akhir masa pengabdian. Walaupun secara formal, proses itu merupakan hal biasa, namun secara spiritual memiliki makna sangat dalam bagi para pelakunya. ***

Lihat juga...