Budi Daya Kerang Hijau Berkelanjutan, Andalkan Perairan Minim Pencemaran

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Permintaan kerang hijau sebut Hasran Hadi dominan untuk pasar lokal Lampung. Kualitas kerang hijau sebutnya cukup bersih, aman konsumsi sehingga kerap diolah dengan proses perebusan.

Cukup dikonsumsi dengan saus dan sambal kerang hijau jadi varian kuliner laut. Budi daya berkelanjutan juga tetap bisa dilakukan tanpa membeli bibit hanya melakukan perawatan media budi daya.

Sugeng, pembudidaya kerang hijau di desa yang sama bilang budi daya berkelanjutan diterapkan warga. Sebagian warga telah membuat tonggak budi daya dengan area yang diatur untuk bisa dilintasi perahu.

Sugeng (kiri) menyiapkan media ban bekas dan tali untuk budi daya kerang hijau di pantai Legundi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Senin (15/3/2021) – Foto: Henk Widi

Kanal-kanal yang memungkinkan perahu bisa menjadi alur untuk perawatan dan panen. Memanfaatkan perahu tanpa bahan bakar ia bisa mengurangi pencemaran pada area budi daya.

“Warga hindari pembuangan sampah ke laut karena berpotensi menjadi pencemaran pada budi daya kerang hijau dan rumput laut,” bebernya.

Budi daya kerang hijau berkelanjutan di perairan bersih sebutnya jadi penghasilan warga. Selain menjadi sumber hasil dari menjual kerang hijau, lokasi tersebut jadi demplot edukasi.

Sejumlah mahasiswa yang ingin mengetahui proses budi daya bisa belajar. Sebagian pantai bahkan bisa dipakai untuk wisata sembari menikmati kuliner kerang hijau dengan harga terjangkau.

Bagi sejumlah wanita di pesisir Desa Legundi, panen kerang hijau jadi penghasilan. Pengupasan kerang hijau memberi hasil Rp5.000 per kilogram bagi sejumlah wanita salah satunya Lestari.

Lihat juga...