Cegah Intrusi Air Laut, Vegetasi Mangrove Dilestarikan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Bentang alam yang masih ditumbuhi vegetasi mangrove dipertahankan masyarakat pesisir Lampung Selatan (Lamsel). Pelestarian mangrove jadi salah satu upaya cegah intrusi air laut.
Wagiman, warga Dusun Gusung Berak, Desa Sumur, di pulau Rimau Balak, Kecamatan Ketapang sebut, air tawar vital di wilayah tersebut. Menjaga mangrove jadi cara mencegah intrusi air laut ke permukiman.
Sebagian warga yang menetap di pulau Rimau Balak sebutnya, tinggal puluhan meter dari bibir pantai. Potensi intrusi air laut atau naiknya batas antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut ke arah daratan bisa terjadi.
Pembuatan lahan tambak udang mengalihfungsikan hutan mangrove jadi potensi intruisi air laut. Namun warga mulai menyadari fungsi mangrove untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Wagiman bilang, dukungan dari Polda Lampung dengan penanaman bibit mangrove Februari 2020 itu diteruskan masyarakat.
Ribuan batang bibit mangrove sebagian dikembangkan secara swadaya. Langkah tersebut mencegah abrasi, mengurangi naiknya air laut naik ke daratan. Imbasnya air menjadi payau bahkan asin pada sejumlah sumur warga.
“Sebelum intrusi air laut bertambah pencegahan dilakukan dengan menjaga vegetasi mangrove, tanaman nipah yang ada di sepanjang tepi pantai pulau Rimau Balak. Kebutuhan air sangat terasa saat kemarau dan kala penghujan warga pulau tetap mengandalkan air tawar dari belik. Sumur yang sebagian tidak jauh dari pantai dengan rasa masih tawar,” terang Wagiman saat ditemui Cendana News, Rabu (3/3/2021).
Dukungan dari instansi terkait untuk pencegahan intrusi bertujuan agar air tawar tidak terkontaminasi air laut. Kebutuhan air tawar di kawasan pulau sebutnya menjadi persoalan lingkungan.