Dampak Pandemi Usaha Melukis di Sikka Masih Bertahan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Dampak pandemi Corona membuat banyak sektor usaha dan jasa mengalami penurunan drastis. Pemasukan minus akibat sepinya pembeli atau pelanggan, termasuk jasa melukis.

“Sejak pandemi melanda bulan April 2020, setiap bulan hanya ada satu-dua order lukisan di tembok taman, tempat usaha atau sekolah dan media lainnya,” kata Mikael Rikardus Sengi, Ketua Ikatan Pelukis Indonesia (IPI) Cabang Kabupaten Sikka, NTT, saat ditemui di rumahnya, Selasa (9/3/2021).

Riko sapaannya menjelaskan, biasanya selain melukis di tembok, dirinya pun mendapatkan pesanan melukis air brush untuk sepeda motor dan mobil yang juga selalu ada setiap bulan.

Ia mengatakan, sejak bulan Desember 2020 hingga Februari 2021 orderan tidak ada sama sekali, dan baru mendapatkan order lukisan di tempat usaha sejak awal Maret 2021.

“Memang bisnis melukis sepi peminat, namun setiap bulan selalu ada saja yang memakai jasa kami. Orderan dari kantor pemerintah pun tidak pernah ada, kecuali dari perorangan dan pihak swasta,” ungkapnya.

Riko berharap agar pemerintah bisa membantu memberikan orderan melukis mural seperti sosialisasi soal Covid-19 dan vaksinasi. Termasuk lukisan di baliho agar pelukis bisa mendapatkan sedikit dana saat orderan sepi.

Dia menyayangkan, tidak ada perhatian sama sekali dari pemerintah daerah terhadap sektor jasa seperti para pelukis agar bisa bertahan saat pandemi Corona melanda.

“Tidak ada sama sekali bantuan dari pemerintah baik order lukisan atau bantuan dana apa pun. Kami juga kewalahan mengikuti berbagai ajang festival dan lomba lukis secara virtual karena ketiadaan dana,” ucapnya.

Pendapat senada disampaikan Domi Batafor, pelukis senior Kabupaten Sikka yang puluhan tahun menekuni seni lukis sebagai sandaran hidup.

Lihat juga...