Dampak PJJ, Perpustakaan dan Perawatan Buku Fisik Terabaikan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih diberlakukan sejumlah sekolah di Lampung selama pandemi Covid-19. Dampaknya aktivitas belajar memakai media gawai, internet. Sistem PJJ yang dianggap efektif tetap menyisakan kemunduran pada minat baca buku fisik. Sejumlah perpustakaan penyedia buku fisik mulai ditinggalkan.

Gunawan Handoko, Ketua Komunitas Minat Baca Indonsesia Provinsi Lampung mengakui, sistem PJJ tidak terelakkan. Pada satu sisi kebutuhan akan pendidikan tetap menjadi hak bagi siswa sekolah.

Gunawan Handoko, Ketua Komunitas Minat Baca Indonesia Provinsi Lampung saat diskusi literasi, Sabtu (13/3/2021) – Foto: Henk Widi

Penggunaan gawai dalam pola belajar sebutnya menggeser minat baca. Minat baca sebutnya tidak mengalami penurunan signifikan. Namun keterbatasan buku fisik semakin menjauhkan minat untuk membaca buku fisik.

Sebelum masa PJJ, Gunawan Handoko bilang, minat baca fisik juga masih rendah. Namun dengan kehadiran sejumlah pegiat literasi melalui rumah baca, relawan literasi terus mendorong minat baca.

Selama pandemi Covid-19 ia menyebut kolaborasi perlu dilakukan untuk meningkatkan minat baca. Kolaborasi itu dilakukan dengan pemerintah, pegiat literasi untuk menambah koleksi buku fisik.

“Penurunan minat baca buku fisik selama pandemi Covid-19 menjadi persoalan klasik dengan kurangnya jumlah buku. Ditambah saat ini pelajar bertransformasi memakai sistem belajar digital. Jika buku digital sudah tersedia sebetulnya minat baca bisa dialihkan ke e-book. Namun faktanya pelajar dan generasi saat ini memilih aplikasi lain di gawai bukan untuk membaca,” terang Gunawan Handoko saat dikonfirmasi Cendana News, Kamis (18/3/2021).

Lihat juga...