DLH Kota Semarang Manfaatkan Maggot Urai Sampah Organik

Editor: Koko Triarko

SEMARANG – Pengelolaan secara tepat guna diyakini mampu menyelesaikan persoalan sampah. Termasuk di Kota Semarang, dengan produksi sampah per hari mencapai sekitar 1.300 ton.

“Sampah-sampah ini dibuang di TPA Jatibarang Semarang, namun jika tidak dikelola secara tepat, maka sampah tersebut bisa terus menumpuk. Jika hal tersebut terjadi, TPA pasti tidak mampu menampungnya,” papar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono, saat dihubungi di Semarang, Rabu (31/3/2021).

Untuk itu, perlu dilakukan pengelolaan sampah. Salah satunya, melalui Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Jatibarang, untuk sampah nonorganik. Sementara untuk sampah organik, dilakukan dengan pemanfaatan budi daya maggot.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono, saat dihubungi di Semarang, Rabu (31/3/2021). -Foto: Arixc Ardana

Dikenal dengan nama lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF), merupakan salah satu jenis lalat yang banyak ditemukan di tempat-tempat yang terdapat sampah organik. Larva dari lalat tersebut memanfaatkan limbah organik sebagai sumber makanannya.

“60 persen sampah yang masuk ke TPA Jatibarang merupakan sampah organik, karena dari sebagian besar merupakan sampah rumah tangga. Sehingga diharapkan dengan pemanfaatan sampah organik untuk budi daya maggot ini, bisa mengatasi persoalan sampah di Kota Semarang. Sekaligus dapat memberikan nilai ekonomis,” terangnya.

Dijelaskan, DLH Kota Semarang saat ini sudah mengembangkan budi daya BSF di kawasan TPA Jatibarang. Di tempat tersebut, ribuan larva BSF dibudidayakan dengan memanfaatkan sampah-sampah dari TPA Jatibarang.

Lihat juga...