Dolar Naik Terangkat Ekspektasi Pertumbuhan dan Inflasi AS
NEW YORK — Dolar AS naik terhadap sekeranjang mata uang utama pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terangkat ekspektasi pertumbuhan dan inflasi yang lebih cepat di Amerika Serikat, sementara dolar Australia menguat setelah bank sentralnya membeli lebih banyak obligasi daripada yang diharapkan dalam upaya menahan imbal hasil meningkat pesat.
Dolar telah menguat dalam beberapa sesi terakhir bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS di tengah ekspektasi bahwa pertumbuhan dan inflasi akan meningkat ketika pemerintah mempersiapkan stimulus fiskal baru, dan vaksinasi terhadap COVID-19 menjadi lebih luas.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik menjadi 1,432 persen pada Senin (1/3/2021), tetapi bertahan di bawah tertinggi satu tahun 1,614 persen yang dicapai pada Kamis (25/2/2021).
Dolar diuntungkan pada perbedaan imbal hasil, pada perbedaan ekspektasi pertumbuhan, dibandingkan dengan negara-negara lain, kata Boris Schlossberg, direktur pelaksana strategi valas di BK Asset Management di New York.
Tetapi, Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin pada Senin (1/3/2021) memperingatkan investor agar tidak mendahului Fed dalam mengantisipasi pengetatan moneter karena ekonomi membaik.
Investor yang mengevaluasi kebijakan Fed harus fokus pada pedoman “eksplisit” bank sentral tentang rencananya dan hasil ekonomi yang relevan, bukan pada menebak-nebak jauh sebelumnya ketika suku bunga atau laju pembelian aset bulanan mungkin berubah, katanya.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,28 persen menjadi 91,024, setelah sebelumnya mencapai 91,139, merupakan level tertinggi sejak 8 Februari.