Emas Naik Meski Terganjal Lonjakan Imbal Hasil Obligasi AS
CHICAGO — Emas berjangka naik pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik menguat dari penurunan sehari sebelumnya karena investor mencerna pengumuman hasil pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve AS, namun kenaikannya terganjal lonjakan imbal hasil obligasi AS dan dolar yang lebih kuat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 5,40 dolar AS atau 0,31 persen menjadi ditutup pada 1.732,50 dolar AS per ounce. setelah jatuh lebih dari 10 dolar AS ke sesi terendah di bawah 1.717 dolar AS.
Sehari sebelumnya, Rabu (17/3/2021), emas berjangka tergerus 3,8 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.727,10 dolar AS. Emas berjangka menguat 1,7 dolar AS atau 0,1 persen menjadi 1.730,90 dolar AS per ounce pada Selasa (16/3/2021), setelah terangkat 9,40 dolar AS atau 0,55 persen menjadi 1.729,20 dolar AS pada Senin (15/3/021).
Namun di pasar spot, emas diperdagangkan lebih rendah, karena para investor mencoba menyesuaikan dengan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh sikap dovish Federal Reserve terhadap kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Harga spot emas turun 0,70 persen menjadi 1.732,99 dolar AS per ounce pada pukul 01.49 sore waktu setempat (1749 GMT), setelah menyentuh level tertinggi sejak 1 Maret di 1.755,25 dolar AS.
Ketidakpastian investor tumbuh setelah Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu (17/3/2021) menolak memberikan petunjuk tentang bank sentral yang membeli lebih banyak obligasi untuk menurunkan imbal hasil yang melonjak sejak awal tahun. Kenaikan imbal hasil telah membatasi reli aset-aset berisiko.