Hitam Pekat Khas Rawon Semanggi Menggugah Selera
Editor: Makmun Hidayat
Umi, begitu ia disapa karib, adalah generasi ke-3 dari pemilik kuliner rawon semanggi . Usaha masakan kulinernya dijalankan secara turun menurun, berdiri sejak 1996. “Nenek saya pertama kali memulai usaha di sekitaran rumah sakit di Jember,” bebernya.
Umi menambahkan, pada awal mula buka usaha kuliner, lebih dikenal oleh kalangan yang berprofesi sebagai tukang becak. Pada waktu itu harganya dikenal cukup murah. Harga satu piring nasi rawon di banderol dengan harga Rp100, sedangkan saat ini satu piring nasi rawon seharga Rp5 ribu.
Usaha masakan kuliner yang sudah dijalani sejak puluhan tahun yang lalu semakin banyak diminati kalangan mahasiswa. Selain cita rasanya yang khas harganya juga cocok bagi kantong mahasiswa.
“Dari dulu itu harga makan di sini tidak pernah dinaikkan walaupun pembeli yang datang semakin bertambah,” katanya.
Menurutnya, tidak masalah harganya murah dan untungnya tidak begitu banyak, tapi yang terpenting berkah dan pengunjung yang datang menyukainya.
Ria Anggraini, salah satu pembeli, mengatakan dirinya diberitau oleh temannya di kampus kalau ada kuliner nasi rawon enak dan murah. Sejak saat itu dia dengan temannya mendatangi tempat tersebut.
“Pertama kali saya tahu tempat ini dari teman saya di kampus. Waktu itu sekitar tahun 2015, saat saya masih menjadi mahasiswa sudah tidak asing dengan nasi rawon semanggi,” ucapnya.
Menurut pengakuan Ria, masakannya enak, murah dan dekat dengan kampus. Cocok sekali dengan kantong mahasiswa.