Kawasan Hutan Hijau Semakin Berkurang Berdampak pada Produksi Madu Hutan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

YOGYAKARTA — Semakin berkurangnya kawasan hutan hijau akibat pertumbuhan pemukiman penduduk dan aktivitas lainnya, diketahui berdampak pada penurunan hasil hutan di kawasan Kulonprogo. Salah satunya adalah hasil hutan berupa madu asli yang diproduksi pembudidaya lebah.

Seperti dirasakan Muhammad Triyanto (27) warga Dusun Tangkisan, Hargmulyo, Kokap, Kulunprogo. Pembudidaya lebah yang telah menekuni budidaya lebah hutan sejak 2013 ini mengaku kesulitan mendapatkan hasil madu hutan, karena terus mengalami penurunan setiap tahunnya.

Penurunan hasil madu hutan asli ini disebabkan karena semakin berkurangnya ketersediaan stok makanan alami madu hutan saat ini. Selain luasan kawasan hutan maupun perkebunan terus berkurang, penurunan keanekaragaman hayati kawasan hutan juga dinilai mempengaruhi hasil madu hutan tersebut.

“Lima sampai 10 tahun lalu, saya bisa menghasilkan madu hutan asli hingga sebanyak 3-5 botol sirup ukuran 750 ml dalam satu koloni kandang lebah. Tapi sekarang satu koloni/satu glodok, paling banyak hanya bisa mendapatkan 1 botol kecil ukuran 200 ml saja,” ungkapnya Rabu (10/03/2021).

Menurut Riyan, banyaknya kegiatan penebangan pohon yang dilakukan masyarakat saat ini, mengakibatkan ketersediaan bunga yang merupakan pakan alami madu hutan semakin menipis. Tak heran jika produksi madu yang dihasilkan pada pembudidaya lebah hutan juga semakin berkurang drastis.

“Karena semakin sulit, otomatis harga madu hutan asli saat ini juga semakin mahal. Dulu saya menjual 1 botol ukuran 750 ml itu hanya Rp50 ribu. Tapi sekarang harganya bisa mencapai Rp400 ribu. Dengan catatan madu asli hutan yang benar-benar bersumber dari pakan alami di hutan,” katanya.

Lihat juga...