KKP Dalami Penyebab Mamalia Laut Terdampar Massal

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Tb Haeru Rahayu. -Ant

JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng beberapa lembaga dan sejumlah pakar kelautan, dalam rangka mendalami sejumlah kasus penyebab mamalia laut terdampar massal di berbagai daerah di Indonesia.

“Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar kejadian serupa (seperti paus pilot terdampar massal di Madura) tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Tb Haeru Rahayu, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (7/3/2021).

Ia mengemukakan, hal ini sejalan dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, untuk memastikan kelestarian biota laut dan keberlanjutan populasinya untuk kesejahteraan bangsa dan kalangan generasi yang akan datang.

Pasalnya, ujar dia, mamalia laut merupakan biota laut yang terancam punah, dan statusnya telah dilindungi penuh secara nasional dan internasional.

Tb. Haeru Rahayu memaparkan, perairan Indonesia merupakan salah satu jalur migrasi mamalia laut (paus, lumba-lumba, duyung) dunia. Dari 90 jenis mamalia laut yang ada di dunia, 35 jenisnya ada di Indonesia.

“Salah satu ancaman terhadap mamalia laut di Indonesia adalah banyaknya mamalia laut yang terdampar di wilayah perairan Indonesia dari waktu ke waktu,” katanya.

Data KKP Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL), mencatat pada 2015 terjadi peristiwa terdampar 103 ekor mamalia laut, kemudian 2016 tercatat sebanyak 255 ekor, 2017 ditemukan 143 ekor, 2018 sebanyak 154 ekor, 2019 sebanyak 142 ekor, dan 2020 sebanyak 107 ekor.

Sedangkan pada 2021 hingga Februari, telah tercatat 66 individu mamalia laut yang terdampar, termasuk kasus terdamparnya 52 ekor paus pilot di Desa Patereman, Modung, Bangkalan, Madura, beberapa waktu lalu.

Lihat juga...