Letkol Soeharto Redakan Berbagai Pemberontakan
SETELAH melewati ujian “Serangan Umum 1 Maret 1949” dan memperoleh pelimpahan “tanggung jawab spiritual” dari Panglima besar Jenderal Soedirman, kiprah Letnan Kolonel Soeharto difokuskan untuk turut serta meredakan berbagai pemberontakan dan penataan internal TNI.
Letnan Kolonel Soeharto pernah ditugaskan ke Sulawesi Selatan untuk turut serta menjalankan misi penumpasan pemberontakan Andi Azis.
Di sanalah ia bertemu dengan BJ Habibie yang kelak ketika Pak Harto menjabat sebagai presiden, dipercaya dalam mengembangkan teknologi tinggi dan industri strategis Indonesia.
Setelah itu ia kembali ditugaskan di Jawa sebagai Komandan Brigade O Surakarta dalam tatanan angkatan perang yang baru direorganisasi oleh menteri pertahanan. Dalam masa penugasannya itu ia bersinggungan dengan masa-masa gejolak pemberontaan DI atau TII.
Setelah itu ia diberi penugasan sebagai Komandan Brigade Pragola I di Salatiga dengan tugas melakukan reorganisasi satuan-satuan kekuatan yang ada di dalamnya. Pada saat itu ia menghadapi perlawanan dari satuan yang direorganisasi yaitu Batalyon 426 dan Batalyon Infanteri 423.
Selain dampak psikologis reorganisasi sebagai akibat pergeseran pimpinan puncak pasukan yang jumlahnya semakin mengecil, perlawanan satuan-satuan tersebut juga disebabkan “keterlibatan rahasia” sejumlah perwira, dalam Batalyon 426 dan 423 dengan gerakan DI atau TII. Untuk penumpasan pemberontakan, Panglima Tentara Teritorium IV, Kolonel Gatot Soebroto membentuk satuan tugas Operasi Merdeka Timur V dimana Letnan Kolonel Soeharto diserahi tugas kepemimpinan menggantikan Letnan Kolonel Bachrum.