Masih Banyak Perpustakaan PT Belum Terakreditasi

Editor: Koko Triarko

Direktur Standardisasi dan Akreditasi Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI, Drs. Supriyanto, M.Si., dalam webinar Perpusnas RI, Kamis (11/3/2021). –Foto: Ranny Supusepa

JAKARTA – Di tengah tingginya kebutuhan akan perpustakaan yang mampu mendukung pembelajaran mahasiswa di Indonesia, masih sangat sedikit dari perpustakaan yang sudah memiliki akreditasi.

Direktur Standardisasi dan Akreditasi Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI, Drs. Supriyanto, M.Si., menyatakan perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian integral dari kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang berfungsi sebagai pusat sumber belajar, untuk mendukung tujuan pendidikan di perguruan tinggi.

“Dengan memiliki akreditasi, artinya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pemustaka pada kinerja dan konsistensi layanan dan manfaat perpustakaan. Ini yang kita coba tingkatkan di tahun ini,” kata Supriyanto, dalam webinar Perpusnas RI, Kamis (11/3/2021).

Tercatat, ada 2.057 perpustakaan yang tersebar di seluruh perguruan tinggi Indonesia, atau 1,25 persen dari total perpustakaan Indonesia.

“Dari total yang 2.057 itu, yang terakreditasi baru 372. Ini karena belum maksimalnya kebijakan K/L yang mewajibkan perpustakaan PT mengambil akreditasi,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, juga karena komponen perpustakaan belum dimasukkan sebagai indikator penilaian kinerja pimpinan PT, dan belum maksimalnya pembinaan pemerintah pada perguruan tinggi.

“Dan, yang terakhir adalah karena belum maksimalnya organisasi profesi FPPTI untuk melibatkan anggotanya, terutama perpustakaan PT Swasta dan perpustakaan PT Kedinasan untuk diakreditasi oleh Perpusnas,” ujarnya.

Supriyanto menyebutkan, pada tahun ini pihaknya akan mendorong semua pihak yang terkait dengan perpustakaan PT, terutama swasta untuk mengajukan proses akreditasi.

Lihat juga...