Mengenal Tradisi ‘Saweran’ Usai Akad Nikah

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

SERANG- Setiap daerah mempunyai tradisi unik pada prosesi pernikahan warganya. Setiap daerah tentu berbeda-beda dalam mengekspresikan kebahagiaan dari keluarga pemilik hajat. Salah satunya, seperti adanya prosesi saweran khas Banten.

Saweran adalah salah satu bentuk prosesi adat yang dilakukan oleh keluarga usai pelaksanaan akad nikah digelar. Pengantin langsung didudukkan di pelaminan. Ditempel uang kertas dengan cara dikalungkan.

Uang kertas itu sendiri telah dirangkai dengan tali. Ada berbagai pecahan uang kertas. Dulu, biasanya juga ditempelkan oleh keluarga di badan pengantin di atas pelaminan.

Kemudian, ada seorang ibu naik ke pelaminan untuk melantunkan lagu khas dengan bahasa daerah. Isinya berupa pesan kepada mempelai wanita dan doa bagi kedua mempelai agar kelak dalam membina rumah tangga diberikan kemudahan dan mendapat kelanggengan.

Pelantun lagu nasihat dengan syair khas Banten itu, didampingi seorang ibu yang melemparkan uang ke depan dan direbut anak-anak serta para tamu yang hadir.

“Prosesi saweran dalam resepsi pernikahan juga selalu menjadi ikon dalam resepsi pernikahan di Serang. Saweran ini, hanya bentuk ekspresi kegembiraan, bentuk dukungan kepada pengantin,” ungkap Sarkim, tokoh adat setempat.

Sarkim, warga Desa Panosogan, Kecamatan Cikeusal, Serang, Banten, saat ditemui Cendana News, Minggu (28/3/2021) – Foto: Muhammad Amin

Dikatakan Sarkim, biasanya menyesuaikan siapa yang menggelar hajatan perkawinan. Jika mereka berasal dari keluarga berada tentu saweran akan lebih meriah dan lama. Semua keluarga terlibat dalam tradisi saweran.

Lihat juga...