Menteri Nadiem: Pelestarian Aksara Jawa Mutlak Dilakukan

“Eksistensi bahasa minimal dipakai 10 ribu orang untuk memastikan transmisi ke generasi. Bahasa daerah perlu didorong tetap hidup, terutama di lingkungan keluarga untuk diwariskan ke setiap penutur,” ujar Raja Keraton Yogyakarta ini.

Ketua Panitia Kongres Aksara Jawa 1, Setyo Prasojo menjelaskan kongres yang akan berlangsung hingga 26 Maret 2021 itu bakal membahas berbagai hal meliputi transliterasi aksara Jawa-latin, tata tulis, digitalisasi, sampai kebijakan penggunaannya di ranah publik.

Setyo mengatakan empat hal itu akan dibahas dalam sidang komisi. Setiap komisi diikuti 20 peserta luring dan 180 peserta daring.

Sebelum kongres digelar, menurut dia, telah digelar diskusi kelompok terpumpun (focus gruop discussion) melibatkan pemangku kepentingan, akademisi, dan ahli.

Kongres Aksara Jawa ini diikuti berbagai pihak. Selain pemerintah, juga ahli dan peserta dari luar Yogyakarta, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Banten, DKI Jakarta, hingga Hong Kong.

Setyo berharap kongres ini mampu menjaga eksistensi aksara Jawa. Apalagi, berdasarkan data UNESCO, ada lebih dari 200 bahasa di dunia telah punah akibat hilangnya penutur bahasa tersebut.

“Kongres Aksara Jawa ini diharapkan menghasilkan keputusan strategis, salah satunya pengakuan negara terhadap aksara Jawa dan aksara lain,” kata Setyo. [Ant]

Lihat juga...