Musim Hujan, Pembudidaya Ikan Perlu Atur Strategi Minimalisir Kerugian

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kegagalan panen ikan air tawar saat penghujan kerap terjadi oleh faktor alam.

Suyatno, pemilik usaha budi daya ikan air tawar jenis lele mutiara, nila mengaku hujan berdampak pada keasaman (PH) air meningkat.

Bagi kelangsungan hidup ikan kadar asam tinggi kerap menghambat pertumbuhan. Sebagai cara antisipasi ia memberi perlakuan khusus.

Ia menerapkan sistem budi daya kombinasi memakai kolam tanah, kolam semen, kolam terpal. Suyatno bilang saat penghujan berimbas kandungan PH melebihi normal yang batasnya mencapai 7.

Saat PH meningkat lebih dari 7 ia mengaku kondisi air berpotensi menjadi basa atau alkali. Power of hydrogen atau derajat keasaman pada budi daya ikan air tawar diantisipasi dengan pola pergantian air.

Saat penghujan warga Desa Pasuruan, Kecamaran Penengahan, Lampung Selatan itu kerap menaburkan jenis garam krosok, jenis garam belum beryodium berfungsi meminimalisir keasaman air.

Pada kolam tanah pengurangan air hujan bisa dilakukan dengan penambahan air sumur. Tata kelola air yang baik pada budi daya ikan air tawar akan menghasilkan ikan berkualitas. Ia juga mempergunakan pakan alami jenis dedak, daun talas, daun walur.

“Sebagai pembudidaya ikan air tawar saat penghujan kendala kerap dialami dengan air kolam limpas, ikan kerap lolos dari petak kolam diatasi dengan pembuatan waring. Selanjutnya diberi tambahan air sumur, garam krosok secukupnya menjaga kualitas air kolam,” terang Suyatno saat ditemui Cendana News, Senin (8/3/2021).

Suyatno bilang ikan air tawar yang dibudidayakan jenis lele mutiara normalnya dipanen saat usia tiga bulan. Pemanenan sistem parsial dilakukan pada budi daya ikan lele untuk menghasilkan ukuran yang sesuai.

Lihat juga...