Pandemi, Penjualan Madu Hutan Asal Sikka Meningkat
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
MAUMERE — Dampak pandemi Corona membuat penjualan madu hutan asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sudah dikemas dalam botol berukuran 350 mililiter mengalami peningkatan pesanan.

“Memang sejak pandemi Corona penjualan madu hutan meningkat, namun stok kami sangat terbatas meskipun permintaan banyak,” kata Bernadus Brebo,Ketua Kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) Wairtopo, Desa Wairterang, Kabupaten Sikka, NTT saat dihubungi Cendana News, Selasa (2/3/2021).
Brebo menyebutkan, saat musim panen di bulan Oktober 2021 lalu pihaknya hanya mampu memproduksi 100 botol saja ukuran 350 mililiter untuk dikirim ke Jakarta sesuai pesanan pelanggan.
Dia menyebutkan, permintaan akan madu asli meningkat semenjak pandemi Corona namun musim kemarau berkepanjangan membuat produkasi madu hutan menurun drastis.
“Biasanya kami memproduksi ratusan botol karena banyak sarang madu yang kami panen. Namun tahun 2021 kemarin produksi menurun akibat kemarau panjang sehingga produksi pun menurun,” ucapnya.
Brebo menyebutkan, madu tersebut dipanen dari sarang-sarang yang ada di pohon-pohon yang ada di kawasan hutan lindung di Desa Wairterang di sekitar pemukiman warga.
Dia katakan, satu botol madu hutan asli ukuran 350 mililiter tersebut dijual seharga Rp50 ribu per botolnya dan biasanya dibeli juga oleh penjual di Kota Maumere untuk dipasarkan kembali ke luar Kabupaten Sikka.