Pandemi, Petani di Sikka Keluhkan Harga Jual Kelapa

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Para petani kelapa di Desa Nebe dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Talibura, Kabupaten Skkka, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih belum memproduksi kopra.

Selain sedang musim hujan dan petani sibuk mengurus kebun padi dan jagung, saat hujan petani juga sulit memanjat kelapa karena pohonnya licin.

“Harga kopra juga belum terlalu bagus akibat dampak pandemi Corona. Sekarang juga petani masih sibuk di kebun urus tanaman padi ladang dan jagung,” kata Don Lewuk, warga Kampung Wairbou, Desa Nebe, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, saat ditemui di rumahnya, Senin (15/3/2021).

Warga Kampung Wairbou, Desa Nebe, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, Don Lewuk, saat ditemui di rumahnya di Wairbou, Senin (15/3/2021). Foto: Ebed de Rosary

Don sapaannya, menyebutkan, saat ini pengepul membeli kelapa di tingkat petani dengan mendatangi langsung ke desa dengan harga Rp65 ribu per subur, di mana satu subur berisi 40 buah kelapa.

Dia menambahkan, kalau membeli per buah maka satu buah seharga Rp1.000 untuk kelapa setengah kering dan kering yang belum dibersihkan.

Menurutnya, harga kopra saat ini Rp7 ribu per kilogram untuk kopra setengah kering, sementara kopra kering dihargai Rp9 ribu per kilogramnya.

“Musim hujan ini kupas kelapa sulitnya minta ampun. Biaya untuk sewa orang kupas kelapa secara tradisional menggunakan parang saja Rp5 ribu untuk 40 buah kelapa,” jelasnya.

Don katakan, jika dihitung dengam harga jual kopra, maka petani tidak mendapatkan keuntungan sehingga banyak kelapa yang dikumpulkan petani di rumahnya, namun belum dikupas.

Lihat juga...