Pelaku Usaha Buah di Bandar Lampung Andalkan Stok Lokal
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Sejumlah pelaku usaha buah segar di Bandar Lampung pilih menjual buah lokal. Anita, salah satu pedagang buah di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung bilang menjual semangka, melon, pisang, jambu jamaica dan durian. Meski dominan buah lokal, sebagian pasokan terhambat. Dan, sebagian buah impor berupa apel, pir dan anggur.
Anita bilang ia mengurangi stok buah impor karena harga yang tinggi. Beberapa buah impor sebutnya dibeli dengan sistem dus berisi sebanyak 20 kilogram. Perdus dibeli seharga mulai Rp350.000 hingga Rp600.000 untuk berbagai jenis buah segar. Permintaan yang berkurang pada buah impor dan harga yang tinggi membuat ia memilih buah lokal. Buah lokal sebutnya lebih terjangkau bagi konsumen.
Sejumlah buah impor yang sebelumnya dijual meliputi anggur black autumn seharga Rp26.950 per kilogram. Apel Greeny Smith seharga Rp36.250 per kilogran, apel Red Del Wash seharga Rp31.900 per kilogram, Pear Pacham seharga Rp32.750 per kilogram. Sebaliknya buah lokal seperti melon dijual Rp10.000, semangka Rp6.000, alpukat Rp13.000, kelengkeng Rp30.000 per kilogram.
“Banyak yang minat buah impor, namun harga beli pada distributor mulai naik sehingga pelaku usaha kecil seperti saya memilih buah lokal menyesuaikan modal, berbagai jenis buah lokal sekaligus jadi bahan baku untuk sektor usaha kuliner minuman sehingga lebih lancar terjual,” terang Anita saat ditemui Cendana News, Selasa (9/3/2021).
Munculnya sektor usaha pendukung memakai bahan baku buah lokal sebutnya mendorong peningkatan penjualan. Sejumlah pelaku usaha penjualan jus, minuman es buah memilih memakai bahan dasar buah lokal. Harga terjangkau sebutnya mendorong pelaku usaha lain membeli di kios miliknya. Stok buah lokal diperoleh dari distributor asal Pesawaran, Tanggamus dan kabupaten di Lampung.