Pelaku Usaha Buah di Bandar Lampung Andalkan Stok Lokal

Editor: Makmun Hidayat

Omzet penjualan buah segar sebut Anita rata rata mencapai Rp1juta per hari. Omzet sebutnya menurun imbas permintaan dari pelaku usaha lain berkurang. Normalnya saat kegiatan sekolah berlangsung permintaan akan buah segar meningkat. Pelaku usaha jus segar, minuman buah yang berjualan di sekitar sekolah memilih mengurangi stok.

“Produk olahan buah sebelum pandemi Covid-19 banyak terserap untuk kantin sekolah, pedagang di depan sekolah namun kini berkurang,” bebernya.

Risman dan Wartini, pelaku usaha penjualan buah segar menyebut memperbanyak buah lokal. Pedagang di Pasar Bambu Kuning, Tanjung Karang, Bandar Lampung itu bilang menyediakan buah jeruk keprok, buah naga, melon, semangka, pir dan apel. Harga jual sebutnya alami kenaikan rata rata Rp1.000 hingga Rp3.000 per kilogram. Kenaikan harga dipengaruhi kenaikan dari petani.

Sejumlah petani sebutnya alami gagal panen imbas hujan dan banjir. Jenis melon contohnya semula dijual Rp12.000 per kilogram naik menjadi Rp15.000. Buah semangka semula Rp3.000 naik menjadi Rp6.000 per kilogram. Meski alami kenaikan harga permintaan akan buah sebutnya beri keuntungan bagi pelaku usaha. Ia tetap menjual buah segar dengan stok dominan buah lokal untuk Ramadan.

“Kebutuhan buah segar kerap meningkat selama Ramadan serapannya dari pembuat minuman takjil,” cetusnya.

Pedagang buah lokal jenis pisang, Warto di Desa Sumberejo, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung menyebut pisang banyak diminati. Ia mengaku pernah mencoba usaha menjual buah impor, namun modal dan keuntungan tidak seimbang. Akhirnya ia fokus pada buah lokal dengan pisang pilihan jenis tanduk, ambon, raja, kepok. Berbagai jenis pisang segar tersebut dijual mulai harga Rp10.000 hingga Rp20.000 persisir.

Lihat juga...