Pemanfaatan Energi Terbarukan Tenaga Surya Belum Optimal
Editor: Koko Triarko
SEMARANG – Pemanfaatan tenaga surya untuk pengembangan pertanian dan peternakan, sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, selain lebih murah, juga ramah lingkungan, karena tidak menggunakan bahan bakar minyak.
“Ini yang sekarang kita dorong, agar para petani atau peternak di Kota Semarang mampu memanfaatkan tenaga surya atau tenaga matahari, dalam pemanfaatan energi terbarukan yang diintegrasikan dengan teknologi. Ini menjadi solusi mengatasi masalah pertanian konvensional yang sangat bergantung pada iklim, cuaca, dan pengairan,” papar Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, saat dihubungi di Semarang, Rabu (24/3/2021).
Dipaparkan, saat ini banyak alat-alat pertanian yang masih menggunakan BBM, listrik dari PLN atau bantuan genset.
“Di satu sisi, kita memiliki energi matahari yang melimpah, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar terbarukan. Sebab, selama ini banyak petani yang berkeluh kesah, ada pengeluaran ekstra untuk pembelian BBM agar mesin pertanian berfungsi. Harapannya, dengan energi matahari ini, kendala tersebut tidak lagi terjadi,” tambahnya.
Hernowo mencontohkan, pemanfaatan tenaga surya ini bisa untuk pompa air sebagai pengairan tanaman. Ada juga penggunaan tenaga surya untuk menggerakkan sumur bor pada peternakan sapi perah dan potong di Kelurahan Jatirejo, Mangunsari Gunungpati. Tenaga matahari ini juga dimanfaatkan sebagai tenaga listrik, untuk menghidupkan lampu penghangat di peternakan ayam.
“Para peternak ini juga bisa memanfaatkan tenaga surya sebagai tenaga alternatif. Tidak hanya lebih efisien, juga dapat menekan pengeluaran biaya untuk kebutuhan BBM atau listrik,” tandasnya.