Penebangan Pohon di Hutan Sikka Harus Selektif
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Banjir bandang yang menerjang beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti Waigete, Mego dan Paga hendaknya membuat pemerintah mengatur penebangan pohon.
“Penebangan pohon di areal perbukitan termasuk di lahan milik masyarakat hendaknya harus selektif,” saran Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM) Kabupaten Sikka, NTT, Carolus Winfridus Keupung saat ditemui di kantornya di Kelurahan Kota Uneng, Maumere, Rabu (3/3/2021).
Win sapaannya mengatakan, meskipun pepohonan yang ditanam di kawasan perbukitan tersebut berada di lahan masyarakat dan bukan di dalam kawasan hutan, namun sebaiknya diatur.
Ia meminta agar pemerintah daerah melakukan pengawasan sebab apabila semua pohon yang berada di daerah hulu ditebang, maka pasti terjadi banjir bandang.
Bahkan menurutnya, harus ada aturan bagi pemilik lahan di dalam kawasan tangkapan air untuk melindungi kawasan tersebut dengan tidak menebang pohon.
“Perlu diatur juga agar jangan sampai semua wilayah perbukitan dipergunakan warga untuk dijadikan areal kebun. Bukan hanya hutan lindung dan hutan produksi saja yang diatur tetapi hutan yang berada di lahan milik warga di daerah perbukitan,” ucapnya.
Win menyebutkan, selain curah hujan yang tinggi dan dampak dari pemanasan global, banjir bandang juga disebabkan akibat areal perbukitan terbuka.
Selain itu, hampir sebagian besar wilayah perbukitan yang juga dijadikan lahan perkebunan topografinya miring.