Peremajaan Kakao Sistem Sambung Pucuk, Tingkatkan Produktivitas Buah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Sejumlah petani melakukan teknik peremajaan tanaman kakao tanpa membongkar tanaman tua.
Marjaya, petani pekebun di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan menyebut secara swadaya melakukan peremajaan atau regenerasi tanaman kakao. Kala penghujan peremajaan cocok dilakukan karena tingkat pertumbuhan tinggi.
Marjaya bilang sistem peremajaan pada tanaman kakao tua bisa dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengan mempertahankan tanaman lama dan melakukan okulasi batang (uptowing).
Teknik ini dilakukan dengan mempertahankan batang lama dan mengokulasi dahan baru. Pilihan varietas berbuah produktif dipakai untuk sambungan atau entres.
Teknik kedua yang diterapkan oleh Marjaya dengan sambung pucuk (grafting) bibit muda. Ia memilih mengembangkan varietas Masamba Coco Clone (MCC).
Warna dominan kulit merah dijadikan sebagai bibit dari pohon yang telah berbuah. Batang bawah dipilih dari varietas lokal yang memiliki daya tahan tinggi sesuai iklim. Sebab kontur perbukitan cocok dikembangkan kakao oval dan bulat.
“Teknik sambung pucuk uptowing dan grafting memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi untuk tumbuh, hasilnya diperoleh dahan pohon yang pendek, batang berbuah lebat dan tahan penyakit saat musim penghujan untuk mendapatkan produksi buah meningkat,” terang Marjaya saat ditemui Cendana News, Senin (15/3/2021).
Teknik sambung pucuk sebut Marjaya diterapkan juga pada komoditas jengkol, cengkeh dan alpukat di kebunnya.
Nilai ekonomis hasil kebun kakao sebutnya masih jadi sumber penghasilan bagi petani. Sebab dengan adanya tanaman kakao yang diremajakan ia bisa memanen secara berkelanjutan. Sistem budidaya dilakukan dengan tumpang sari bersama komoditas lain agar mendapat hasil maksimal.