Permintaan Kedelai Impor di Kudus, Stabil

KUDUS – Permintaan kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, cenderung stabil, meskipun harga jual komoditas impor tersebut kembali naik menjadi Rp9.850/kg dari sebelumnya hanya Rp9.800/kg.

“Harga normalnya berkisar Rp6.500/kg, kemudian secara bertahap naik hingga menjadi Rp9.800/kg pada pertengahan Februari 2021. Pekan ini kembali naik Rp50 menjadi Rp9.850/kg,” kata Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus, Amar Ma’ruf di Kudus, Selasa.

Informasi yang diterima, kata Ma’ruf, kenaikan harga jual kedelai impor ini salah satunya disebabkan karena naiknya nilai indeks perdagangan.

Meskipun ada kenaikan harga, permintaan kedelai impor cenderung stabil karena dalam sehari berkisar 15-20 ton.

Stabilnya permintaan tersebut, lanjut dia, disebabkan karena sebelumnya sudah mengalami kenaikan tinggi, sehingga saat ini sudah ada penyesuaian antara bahan baku yang naik dengan harga jual di pasaran.

“Konsumen dimungkinkan juga sudah mulai terbiasa dengan harga jual tahu maupun tempe di pasaran yang disesuaikan dengan kenaikan harga bahan baku kedelai saat ini,” ujarnya.

Untuk bisa menaikkan harga jual tahu dan tempe di pasaran, kata dia, memang tidak mudah karena harus melihat respons pasarnya. Jika masyarakat tetap membelinya, maka produksinya tetap stabil seperti yang terjadi sekarang.

Agar bisa bersaing di pasaran, setiap produsen tahu dan tempe juga dituntut bisa melakukan efisiensi produksi demi kelangsungan usahanya.

Meskipun terjadi kenaikan harga, Primkopti Kudus memastikan stok kedelai aman karena tersedia 50 ton dan masih bisa ditambah karena stok di distributor besar juga tersedia dalam jumlah besar.

Lihat juga...