Petani di Lamtim Optimalkan Budi Daya Labu Kuning
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Potensi pengembangan labu kuning memberikan keuntungan ekonomis petani di Lampung Timur (Lamtim).
Sunari, petani di Desa Negeri Agung, Kecamatan Gunung Pelindung menyebut, pemanfaatan lahan pertanian menyesuaikan peluang. Dalam waktu dua bulan sebelum puasa Ramadan, ia menyebut peluang budi daya labu sangat potensial.
Budi daya tanaman labu kuning sebutnya cukup mudah. Mengandalkan bibit dari biji yang disemai ia menggunakan biji bersertifikat.
Setelah disemai selama satu pekan dalam media semai dan sistem tabur benih langsung, biji akan berkecambah. Setelah usia sekitar tiga bulan ia bisa memanen labu yang berbuah. Dalam satu hektare ia membutuhkan sekitar 24 bungkus benih labu kuning.
Potensi benih hidup labu kuning sebutnya sebanyak 100 biji bisa tumbuh hingga 80 biji. Sistem budi daya labu kuning tanpa ajir atau rambatan menurut Sunari lebih praktis.
Sebab lahan budi daya yang memiliki tanah berpasir cocok untuk pertumbuhan tanaman. Menerapkan pola tanam intensif dengan perawatan maksimal memakai pupuk, obat, diperoleh panen buah 7 hingga 8 ton labu.
“Proses budi daya labu butuh ketelatenan dengan pemberian pupuk, penyiraman rutin akan diperoleh buah labu berukuran besar, rasa buah manis dan berdaging tebal. Untuk kebutuhan sayuran dan bahan kuliner yang banyak dibutuhkan saat bulan puasa Ramadan,” terang Sunari, saat ditemui Cendana News, Senin (29/3/2021).
Potensi pengembangan labu kuning sebutnya, cukup menguntungkan. Sebab pada level petani labu kuning dijual seharga Rp1.200 per kilogram.
Sunari bilang potensi keuntungan sebesar Rp8,5 juta sebutnya bisa diperoleh dari budi daya labu kuning. Permintaan labu kuning banyak diminati oleh pedagang di pasar untuk buah bahan kolak, kue. Jelang puasa Ramadan labu kuning banyak diminati untuk sajian takjil atau menu berbuka puasa.