Petani Lamsel Lestarikan Komoditas Pertanian Berbasis Umbi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sebagian petani di Lampung Selatan (Lamsel) tetap mempertahankan kearifan lokal dalam pemenuhan kebutuhan harian. Menanam beragam tanaman atau sistem cocok tanam tumpang sari diterapkan selama puluhan tahun. Penanaman bahan pangan umbi salah satunya dipertahankan petani cegah paceklik atau kurang pangan.

Sipon, memilih menanam ubi jalar, suweg, uwi , bengkuang dan garut.

Tanaman umbi suweg, garut dan ubi jalar dikembangkan Sipon, petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Senin (1/3/2021) – Foto: Henk Widi

Petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan itu bilang paceklik pangan berpotensi terjadi. Sebagai solusi bahan pangan berbahan umbi bisa jadi alternatif.

Proses penanaman komoditas pertanian jenis umbi-umbian sebutnya cukup mudah. Perbanyakan bibit dengan generatif bisa memanfaatkan umbi dan biji. Secara vegetatif memakai bagian sulur tanaman.

Jenis tanaman uwi yang tumbuh sebutnya jadi tabungan bahan pangan. Jenis tanaman merambat itu mampu bertahan hingga puluhan tahun.

Saat tidak dipanen, umbi uwi akan tumbuh menjadi tanaman baru. Umbi bisa dimasak dengan cara direbus sebagai pengganti nasi. Hal yang sama bisa dilakukan pada garut, suweg yang tahan dalam tanah.

“Tanaman bengkuang yang merupakan jenis umbi-umbian juga bisa ditanam memakai biji. Saat tidak ada bahan pangan semua jenis tanaman umbi bisa menjadi asupan pangan dengan kandungan karbohidrat setara dengan nasi,” terang Sipon saat ditemui Cendana News, Senin (1/3/2021).

Sipon bilang beberapa jenis umbi bisa disimpan dalam bentuk kering. Ia kerap mengupas garut untuk selanjutnya dikeringkan.

Lihat juga...