Proporsi Kredit Pembiayaan UMKM Masih di Angka 20 Persen
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masih dipandang sebagai usaha berisiko tinggi, hingga akses pembiayaan pun masih sulit didapat dari perbankan maupun lembaga pembiayaan. Proporsi kredit UMKM masih mentok di angka 20 persen.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, berharap proporsi kredit bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) naik hingga di atas 30 persen dari total penyaluran kredit perbankan di Indonesia.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mencatat proporsi kredit UMKM baru di kisaran angka 20 persen dari total kredit perbankan.
Angka tersebut menurut Teten, masih sangat kecil jika dibandingkan dengan kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja.
Terbukti kata dia, populasi UMKM mendominasi 99 persen unit usaha, menyerap 97 persen tenaga kerja dan berkontribusi 61,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
“Populasi UMKM itu besar, tapi masih terpuruk sulit akses pembiayaan. Kan ya idealnya itu rasio kredit perbankan untuk UMKM meningkat hingga 30 persen lebih. Tapi sampai sekarang masih mentok di angka 20 persen,” ujar Teten, pada webinar bertajuk ‘Akses Pembiayaan UMKM di Jakarta’ yang diikuti Cendana News, Selasa (9/3/2021).
Dia menyebut, sulitnya mendapat akses pembiayaan karena sektor produktif masih dilihat sebagai usaha berisiko tinggi. Selain itu rendahnya literasi keuangan di kalangan UMKM juga menjadi kendala.
Sehingga Kemenkop UKM mendorong perbankan dan lembaga pembiayaan untuk tetap berkomitmen meningkatkan proporsi penyaluran kredit bagi UMKM.
Karena berdasar data Kemenkop UKM pada 2020, proporsi kredit UMKM dari perbankan total baru mencapai kisaran 19,97 persen.