Puluhan Guru Dilatih Tangani Sampah Terintegrasi
JAKARTA – Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lentera Anak melatih 50 guru dari 25 sekolah di Kabupaten Toba, Sumatra Utara, mengenai penanganan sampah terintegrasi dalam kurun waktu empat bulan.
“Pelatihan ini diharapkan bisa menginspirasi para guru dan sekolah lainnya di Indonesia, untuk bersama-sama menjadi penggerak penanganan sampah di lingkungan masyarakat,” ujar Ketua Lentera Anak, Lisda Sundari, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (31/3/2021).
Dia menjelaskan, pelibatan 25 sekolah di Toba tersebut dalam upaya mengedukasi perilaku penanganan sampah sejak usia dini.
“Karena mengubah pola pikir dan perilaku generasi muda dalam penanganan sampah melalui pembiasaan di sekolah itu sangat penting. Apalagi, komposisi generasi milenial dan generasi yang lebih muda mencapai lebih dari 41 persen dari total populasi di Indonesia. Kami percaya, edukasi dan pelibatan kaum muda akan berkontribusi signifikan dalam upaya mengurangi sampah secara nasional,” tutur Lisda.
Kegiatan penanganan sampah yang terintegrasi itu adalah bagian dari Program Gerakan Indonesia Bersih yang dikoordinasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), untuk mencapai target sampah kelola 100 persen pada 2025, dengan pengurangan 30 persen dan penanganan sampah 70 persen.
Pada tahun tersebut, juga ditetapkan target masyarakat memilah sampah mencapai 50 persen untuk semua jenis sampah plastik. Sehingga, pemilahan sampah di sektor hulu berperan penting dalam upaya mendaur ulang sampah dengan prinsip 3R, yakni reduce, reuse serta recycle.
Di Toba, Gerakan Indonesia Bersih yang melibatkan 25 sekolah berlangsung selama Desember 2020-Maret 2021. Kegiatan itu bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Toba, atas dukungan PTT Exploration and Production (PTTEP) dan bermitra dengan Lentera Anak, untuk mendukung Toba sebagai daerah wisata super prioritas.