Puluhan Jurnalis di Tulungagung Gelar Aksi Tolak Kekerasan

TULUNGAGUNG – Puluhan pekerja media dan pers mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Journalis Antikekerasan (Gejolak) se-Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menggelar aksi damai menuntut pengusutan kasus penganiayaan terhadap wartawan Tempo, Nurhadi, oleh oknum aparat kepolisian dan TNI saat melakukan kegiatan jurnalistik pada Sabtu (27/3) malam.

Massa bergerak mulai dari depan kantor DPRD menuju Mapolres Tulungagung, sambil terus menyuarakan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan maupun intimidasi terhadap jurnalis.

Sempat berhenti di perempatan Tulungagung Teater yang ada di sisi selatan alun-alun dan membentangkan spanduk serta poster mengitari bunderan TT, massa kemudian bergerak long march ke markas kepolisian setempat dengan dikawal ketat aparat keamanan

“Kami menuntut bapak Kapolri untuk mengusut tuntas kasus ini (kekerasan terhadap jurnalis Nurhadi),” kata koordinator aksi, Bramantya, di akhir aksi, Rabu (31/3/2021).

Unjuk rasa berlangsung damai. Begitu sampai di jalan raya depan pintu masuk Mapolres, massa membentuk formasi melingkar menghadap Mapolres sambil membentangkan aneka poster dan spanduk berisi tolak kekerasan terhadap jurnalis.

Mereka juga meletakkan semua piranti peliputan seperti kamera, kartu pers dan alat kerja lain ke atas kertas poster yang diletakkan di tengah jalan. Hal itu sebagai bentuk protes atas upaya pembungkaman dan pengekangan terhadap pekerja media dalam melakukan tugas-tugas jurnalistik di lapangan.

“Kami akan terus bergerak menuntut keadilan sampai semua oknum pelaku berikut ‘otak’ pelaku kekerasan terhadap jurnalis Tempo ini ditangkap dan diadili,” kata Aminin Jabir, Ketua PWI Tulungagung yang ikut terlibat dalam aksi massa tersebut.

Lihat juga...