Sambal Buatan Warga Malang Ini Tembus Pasar Luar Negeri 

Editor: Koko Triarko

Heni Wardhani bersama sang suami menunjukkan aneka sambal buatannya, Selasa (29/3/2021). -Foto: Agus Nurchaliq

“Dalam satu minggu produksi, saya biasanya menghabiskan sekitar 1 kuintal bahan campuran pembuat sambal seperti cabai, tomat, bawang dan sebagainya. Alhamdulillah, hingga saat ini omzet per tahun mencapai di atas Rp300 juta,” ungkapnya.

Namun demikian, pendapatan usahanya tersebut sempat mengalami penurunan di awal-awal masa pandemi. “Di awal masa pandemi memang ada penurunan hingga 70 persen. Tapi kalau sekarang sudah mulai meningkat lagi, sudah lebih dari 50 persen,” tuturnya.

Sementara itu disinggung adanya lonjakan harga cabai, Heni mengaku berpengaruh pada margin Harga Pokok Penjualan (HPP) produknya. Namun demikian, ia memastikan meroketnya harga cabai tidak mengubah kualitas, rasa dan komposisi sambal buatannya.

“Sebenarnya kalau kita menghitung HPP, memang marginnya berkurang jauh, tapi kan paling harga cabai mahal hanya sekitar 3-4 bulan saja, tidak sepanjang tahun. Karenanya, selama harga cabai tinggi, kita mencari cabai langsung ke petani agar harganya terjangkau,” akunya.

Beruntung pula ketika harga cabai naik, harga bahan baku lainnya masih stabil, dan biasanya pada saat harga cabai mahal, omzetnya.

Sementara itu salah satu pembeli, Isna, mengaku senang dengan produk sambal siap saji buatan Heni. Selain rasa pedasnya pas di lidah, pilihan varian sambalnya juga banyak. “Kalau saya dan suami suka varian sambal bawang dan balado pete teri,” tandasnya.

Lihat juga...