Selama PJJ Sekolah di Lampung Beri Ruang Konsultasi Psikososial
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Keluhan anak yang bosan saat melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diakui Lusia Yuli Hastiti.
Tenaga pendidik di salah satu SMP Marga Sekampung, Lampung Timur itu menyebut, ada siswa yang bahkan minta izin untuk menikah. Pasalnya saat pandemi Covid-19 berimbas pada ekonomi keluarga. Tak sanggup membeli kuota internet dan minimnya penghasilan orangtua jadi kendala.
Lusia Yuli Hastiti bilang, kendala psikologis dialami oleh guru, orangtua dan siswa. Keinginan untuk menikah dari siswa ditanggapi dan diselesaikan dengan pendekatan personal.
Ia bahkan lalu memberikan ruang konsultasi bagi siswa dan orangtua untuk mencari solusi terbaik.
Persoalan capaian kurikulum sebutnya, juga kerap terhambat oleh kendala sistem PJJ dan keterbatasan siswa maupun orangtua.
Bagi siswa di kawasan yang jauh dari kota, Lusia mengaku menerapkan sistem pembelajaran kombinasi. Sejumlah siswa yang terkendala PJJ didatangi dengan sistem home visit.
Dukungan psikososial saat home visit sebutnya menjadi pedekatan bagi siswa dan orangtua. Kendala yang dihadapi mulai dipecahkan agar anak tetap bisa menunaikan kewajiban capaian kurikulum.
Setahun alami kebosanan, sejumlah siswa bahkan enggan belajar. Tekanan psikologis sebutnya dialami siswa saat gangguan internet. Loading yang lambat saat mengerjakan tugas berbasis Google Chrome.
Sejumlah orangtua bahkan ikut terimbas secara psikologis karena anak emosi, kerap marah. Menyalahkan sinyal berimbas emosi sebagian diluapkan dengan tidak keluar kamar.