Tanaman Hias dan Ubi Jalar Miliki Peluang Pasar Ekspor

BANDUNG — Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat merekomendasikan tanaman hias sebagai komoditas unggulan. Selain bernilai ekonomis tinggi dan tidak memerlukan lahan luas, tanaman hias diminati pasar internasional, seperti Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan,  Inggris, Siprus, dan Kanada.

Kepala DTPH Jabar Dadan Hidayat mengatakan, ada 12 jenis tanaman hias yang direkomendasikan. Mulai dari homalomena merah, homalomena hijau, homalomena Papua, piper Papua, sampai raphidophora tenuis hijau.

“Selain memiliki peluang pasar, tanaman hias juga cukup efisien secara modal juga luas lahan. Karena dengan luas green house hanya 12 meter persegi dan modal usaha kurang lebih Rp50 juta, jika dihitung setiap bulan, bisa menghasilkan sekitar angka Rp16 juta untuk keuntungan petani milenial,” kata Dadan.

Dikatakan komoditas yang ditanam petani milenial disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kondisi lahan. Hal itu bertujuan supaya hasil panen petani milenial dapat terserap pasar maupun masuk pasar lokal, untuk subtitusi impor, dan pasar global.

Selain tanaman hias, DTPH Jabar merekomendasikan komoditas ubi jalar. Menurut Dadan, ubi jalar memiliki peluang pasar ekspor, domestik, dan industri, yang sama besarnya.

“Kalau ubi jalar, per satu hektare berisi 1.000 polybag. Satu polybag itu terdiri dari 12 bibit. Jadi satu hektare itu, populasinya hampir 120 bibit. Ubi jalar menggunakan polybag karena produksinya dapat lebih tinggi,” ucapnya.

“Komoditas ini memiliki peluang pasar ekspor 30 persen, pasar domestik 30 persen, dan pasar industri olahan 40 persen. Ekspornya ke Hongkong, Abudabi dan Uni Emirat Arab,” tambahnya.

Lihat juga...