Alang-alang, Mudahkan Pekerjaan Nelayan di Pesisir Teluk Betung
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Selama tidak bersekolah Hardiandi dan anak sebayanya bisa mengumpulkan banyak ikan. Sehari ia bisa mendapatkan ikan laut melalui proses alang-alang minimal satu kilogram.
Saat hasil tangkapan ikan berkurang ia masih bisa mendapatkan beberapa ons. Hasil ikan yang telah dikumpulkan akan dijual kepada pengepul.
“Ada pengepul ikan yang berasal dari alang-alang untuk bahan pembuatan ikan asin, bahan ikan giling,” cetus Hardiandi.
Hasil penjualan ikan laut melaui proses alang-alang sebut Hardiandi bervariasi. Beberapa anak memilih menyatukan hasil mengumpulkan ikan untuk dijual bersama.
Tidak ada patokan harga berdasarkan timbangan melainkan borongan. Ikan yang dikumpulkan bisa dibeli mulai harga Rp10.000 hingga Rp20.000. Hasilnya dibagi dengan rekan sebaya sehingga dalam sehari anak-anak yang menjadi alang-alang mengantongi uang puluhan ribu.
Riski, salah satu anak yang masih duduk di bangku SD mengaku alang-alang jadi sarana bermain. Namun kegiatan bermain itu bisa memberinya sumber penghasilan puluhan hingga ratusan ribu.
Ia menyebut saat nelayan mendapat banyak tangkapan (halong) bisa mendapat banyak ikan. Hasilnya dijual pada pengepul.
“Usai menjual ikan kami mandi di sekitar dermaga dan bisa kembali ke rumah membawa uang,” bebernya.
Riski bilang orangtua kerap melarangnya menjadi alang-alang. Namun karena anak-anak masih dalam tahap bermain pengisi waktu luang, orangtuanya mengizinkan.
Kegiatan anak-anak menjadi alang-alang sekaligus mengenalkan dunia nelayan. Beberapa alang-alang setelah beranjak dewasa dominan menjadi pedagang ikan (pelele). Sebagian membuka usaha menjadi penjual ikan giling.