API Ramah Lingkungan, Cara Warga Lamsel Jaga Habitat Ikan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Mempertahankan Alat Penangkap Ikan (API) ramah lingkungan jadi cara warga Lampung Selatan (Lamsel) menjaga habitat ikan. Sejumlah warga memilih menangkap ikan di perairan air tawar dan laut memakai alat dan sistem tradisional. Sistem API ramah lingkungan diterapkan warga di sekitar sungai, rawa dan sejumlah pantai timur Lamsel.

Ardi Yanto, salah satu pencari ikan di Desa Sukapura, Kecamatan Sragi menyebut, sistem API ramah lingkungan terbilang kuno. Mengandalkan kearifan lokal, sistem tangkap ikan dipertahankan dengan anco atau pecak, bubu bambu, jaring, pancing.

Sistem paling tradisional dilakukan dengan tawu dan menggogoh yang tetap dipertahankan untuk menangkap ikan.

Menggogoh sebut Ardi Yanto berasal dari kearifan lokal petani penanam padi pada area lahan rawa. Menggogoh atau menggagahi mengandalkan tangan kosong serta alat bantu jaring dan kempis untuk tempat ikan.

Menggogoh hanya bisa dilakukan saat musim kemarau dengan area rawa, aliran sungai kering. Setelah aliran air disekat, dibendung tahap selanjutnya dengan tawu atau menguras air.

“Sistem tawu dilakukan untuk mengurangi volume air pada rawa atau aliran air yang telah dibendung. Selanjutnya air akan diubek-ubek hingga sebagian ikan mabuk, saat ikan mulai kehabisan oksigen proses menangkap ikan dengan jaring atau tangan kosong bisa dilakukan,” terang Ardi Yanto saat ditemui Cendana News, Rabu (21/4/2021).

Ardi Yanto bilang menggogoh kerap dilakukan komunal dengan sejumlah orang. Cara itu untuk mempersempit ruang gerak ikan pada area yang telah dibendung.

Jenis ikan yang diperoleh akan dipilah ukuran besar berupa gabus, kating, lele kali, nila, mujaer hingga udang galah. Berbagai jenis ikan kecil seperti wader, sepat bisa ditangkap memakai jaring yang ditarik oleh beberapa orang.

Lihat juga...