Asap Pembakaran Jerami Ganggu Pernapasan
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Masa panen padi di wilayah Kabupaten Pringsewu, Lampung, berdampak timbulnya gangguan sistem pernapasan. Pasalnya, limbah padi berupa jerami oleh sejumlah petani dibakar, sehingga menimbulkan asap pekat di jalanan.
Hendriansah, warga Desa Gadingrejo, menyebut saat melintas di jalan raya ia harus menghirup udara yang tidak sehat. Asap tebal dari proses pembakaran sampah jerami berlangsung sepanjang hari usai masa panen padi.
“Imbas pembakaran jerami berdampak sistem pernapasan terganggu. Meski telah mengenakan masker, asap pekat pembakaran jerami terhirup. Ciri khas asap jerami yang dibakar itu menimbulkan mata pedih, dan sesak,” katanya saat ditemui Cendana News, Jumat (9/4/2021).
Menurut Hendriansah, kepekatan asap yang tinggi dari pembakaran jerami bisa menimbulkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Asap yang pekat dan pedih itu menyerang saluran pernapasan hidung, sinus, laring dan faring. Meski asap bukan penyebab utama ISPA, ia menyebut bisa mempermudah gejala penyakit gangguan pernapasan.
“Masuknya asap pembakaran jerami dengan partikel yang sangat kecil, membuat sistem pernapasan alami alergi, peradangan hingga infeksi, saya bahkan harus mencuci muka karena asap berimbas mata berair dan batuk-batuk, ditambah aroma sangit asap,” terang Hendriansah.
Hendriasaah mengatakan lagi, aksi pembakaran jerami terjadi merata di wilayah Kecamatan Gadingrejo hingga Pringsewu. Saat melintas, pengendara seperti Hendriansah mengaku sulit bernapas. Ia bahkan harus menahan napas saat melintas pada wilayah berasap tebal. Selain mengganggu pernapasan, asap pembakaran jerami juga bisa menyebabkan kecelakaan.