Budidaya Rimpang Skala Kecil Beri Tambahan Penghasilan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Tanaman bumbu dapur jadi salah satu komoditas pertanian yang mudah dibudidayakan, salah satunya rimpang. Tidak hanya membutuhkan lahan yang luas, perkarangan rumah dan kombinasi pot juga mampu menjadi sumber penghasilan.
Suyatinah, salah satu warga di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebutkan, tanaman bumbu, obat jenis rimpang yang dibudidayakan cukup beragam. Memanfaatkan lahan pekarangan dan kombinasi pot, jenis yang dibudidayakan berupa lengkuas, kunyit, temulawak, jahe, kencur, bangle, temugiring. Ia juga menanam jenis sereh, binahong dan berbagai jenis tanaman obat.
Budidaya tanaman bumbu dilakukan dengan pemisahan rimpang sebagai bibit. Pengolahan lahan di pekarangan dilakukan dengan menggemburkan tanah dan campuran kompos, kotoran ternak. Media tanam polybag, pot dan bekas kemasan makanan berpotensi jadi tempat penyemaian.
“Sebelum dipencarkan tanaman bumbu jenis rimpang saya tempatkan di tanah yang lembab, saat muncul tunas baru lalu dipisahkan dengan pemotongan memakai pisau, setiap tunas bisa dipindahkan ke lubang media tanaman yang telah digemburkan agar berkembang,” terang Suyatinah saat ditemui Cendana News, Senin (5/4/2021).
Suyatinah bilang bibit satu kilogram tanaman bumbu bisa menghasilkan sepuluh kilogram lebih saat dipanen. Jenis lengkuas, jahe, temulawak, kencur, temugiring dan tanaman rimpang lainnya akan semakin subur dengan penambahan pupuk. Semakin subur dan gembur kondisi tanah, berbagai jenis tanaman bumbu rimpang akan produktif.
Budidaya tanaman bumbu rimpang sebut Suyatinah rata rata bisa dipanen usia 6 hingga 8 bulan. Namun untuk kebutuhan rumah tangga bisa dipanen usia 5 bulan. Sistem panen dilakukan tanpa harus mencabut semua bagian tanaman. Dipilih bagian yang besar selanjutnya bisa kembali ditanam.