Dampak Limbah di Lakardowo Timbulkan Pencemaran dan Konflik Sosial
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sineas muda pembuat film lingkungan Lakardowo Mencari Keadilan, Linda Nursanti, menyatakan hingga saat ini dirinya masih terus mengikuti kasus Lakardowo, pasca-pembuatan filmya beberapa tahun lalu.
“Saya masih mengikuti kasusnya, yang sekarang masuk ke jalur hukum. Jadi rencananya juga akan menjadi film kedua dari Lakardowo Mencari Keadilan,” kata Linda dalam acara yang sama.
Jika dibandingkan pada masa ia membuat film beberapa tahun lalu, dengan kondisi saat ini, ia melihat ada tiga kondisi. Ada yang membaik, stagnan dan memburuk.
“Untuk yang membaik, dalam kasus gatal-gatal yang diderita penduduk. Tidak separah zaman dulu. Sepanjang 6 bulan, ada sekitar 300 lebih penderitanya. Kalau sekarang sudah berkurang, dengan upaya masyarakat mencari alternatif sumber air lainnya. Dan kemungkinan karena makan obat terus,” urainya.
Kondisi stagnan terlihat pada asap hitam dan timbunan limbah yang masih terlihat di rumah-rumah warga.
“Kalau yang memburuk adalah kondisi masyarakat yang terus saja kalah gugatan dan tidak ada hasil yang memuaskan. Dan ini membuat semangat warga menurun. Memang melelahkan memperjuangkan hal seperti ini,” ungkapnya.