Di Banyumas, Mendoan Jadi Santapan Wajib Saat Berbuka

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

PURWOKERTO — Bagi masyarakat Banyumas, mendoan menjadi santapan wajib saat berbuka puasa. Setelah minum teh manis, mendoan menjadi hidangan yang disantap pertama kali. Alhasil, penjualan tempe mendoan laris-manis di bulan puasa ini.

Penjual tempe mendoan di Pasar Wage Purwokerto, Tuti, Sabtu (17/4/2021). (FOTO : Hermiana E.Effendi)

Tempe mendoan berbeda dengan tempe pada umumnya karena memang dibuat khusus, dengan lapisan lebih tipis dan hanya terdapat dua potong pada tiap bungkusnya. Sehingga jika membeli, bisa sampai berbungkus-bungkus.

“Kalau mau dapat tempe mendoan, pagi-pagi harus sudah berbelanja di bulan puasa ini, sebab siang sedikit sudah pasti habis. Penjualan sayur keliling yang biasanya ke perumahan-perumahan juga sudah kehabisan stok kalau siang hari,” kata salah satu warga Kecamatan Sokaraja, Ibu Rusmiati, Sabtu (17/4/2021).

Mendoan merupakan salah satu makanan khas Banyumas sejak dulu kala. Di Kabupaten Banyumas sendiri terdapat sentra-sentra pembuatan tempe mendoan yang cukup terkenal, salah satunya adalah di Desa Pliken, Kecamatan Sokaraja.

Berbeda dengan tempe biasa, bahan baku mendoan lebih tipis dan cara memasaknya juga sedikit berbeda, yakni digoreng sebentar saja dan diangkat saat masih mendo atau setengah matang.

“Namanya mendoan, pasti menggorengnya mendo, tidak sampai kering. Kalau bumbunya sama dengan tempe biasa, yaitu bawang putih, ketumbar dan garam dihaluskan, kemudian dicampurkan dengan tepung terigu dan tepung beras dengan komposisi ukuran yang sama. Jangan lupa diberi irisan daun bawang,” tuturnya.

Lihat juga...