Empuk dan Wangi, Kue Pukis Jajanan Pasar yang Menggoda
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Kue pukis jadi salah satu jajanan pasar yang kerap dijadikan oleh oleh saat ibu rumah tangga berbelanja. Kue ini juga dapat menjadi menu alternatif hidangan berbuka puasa karena memiliki aroma wangi, lembut dan manis.
Arman, pedagang pukis di pasar Bakauheni, Lampung Selatan mengaku sudah berjualan sejak puluhan tahun silam. Camilan tradisional ini terbuat dari campuran tepung, gula, telur dan santan. Kekinian kerap dikombinasikan dengan taburan atau topping keju, susu, mesis dan cokelat.
Aroma wangi, lembut dihasilkan dari perpaduan sejumlah bahan. Bahan yang digunakan berupa santan kelapa, ragi, telur ayam, gula pasir, margarin, tepung terigu, keju. Pewangi alami sekaligus pewarna menggunakan daun pandan. Ia memakai alat pemanggang khusus berupa teflon pencetak kue pukis.
“Semua bahan sudah saya adon atau dicampurkan di rumah sehingga siap cetak saat ada pemesan. Rata-rata saya membuat sebanyak lima kilogram adonan kue pukis dalam sehari untuk memenuhi pesanan pelanggan,” terang Arman saat ditemui Cendana News, Sabtu (17/4/2021).
Proses pembuatan adonan kue pukis sebut Arman dilakukan dengan penyiapan santan kelapa. Setelah siap santan kelapa dimasak hingga mendidih, lalu diamkan hingga hangat. Bahan ragi larutkan dengan air hangat hingga mengeluarkan buih. Telur ayam yang telah dipecah lalu dikocok memakai mixer, tambahkan terigu dam larutan ragi. Santan ditambahkan lalu diaduk rata sebagai bahan adonan untuk dicetak.
Semua adonan yang telah disiapkan pada wadah, teflon khusus disiapkan dengan pemanas anglo arang kayu. Setelah adonan dicetak pada bagian yang akan diberi warna hijau dituang cairan air daun pandan. Proses pencetakan dilakukan dengan mengolesi memakai margarin. Pengolesan margarin dilakukan agar pukis tidak melekat pada cetakan.