Format Baru Liga Champions Dinilai Memberatkan Pemain
JAKARTA – Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel mengatakan, ia bukan penggemar format baru Liga Champions, yang disebutnya akan memaksa tim memainkan lebih banyak pertandingan dalam satu musim. Format baru tersebut dinilai akan membebani para pemain.
Di tengah kegagalan upaya 12 tim top Eropa membentuk Liga Super, badan sepak bola Eropa UEFA menyetujui format baru di Liga Champions mulai musim 2024-25. Dengan 36 klub peserta, tim akan memainkan empat pertandingan lebih banyak dibanding format saat ini.
“Saya tidak yakin apakah saya menyukainya. Saya hanya bisa melihat lebih banyak pertandingan dan sulit bagi saya untuk bersemangat sama sekali,” kata Tuchel, menjelang pertandingan leg pertama semifinal melawan Real Madrid, Selasa (27/4/2021).
“Semua diskusi mengenai Liga Super ini membuat kita lupa tentang format baru Liga Champions. Apakah mereka bertanya kepada pelatih atau pemain? Saya kira tidak. Kami mempunyai begitu banyak format baru, dengan Nations League (UEFA) juga. Ini bukan kualitas, ini hanya lebih banyak pertandingan. Pada saat yang sama, kami hanya punya tiga pemain pengganti pada Liga Premier, yang merupakan kompetisi terberat,” tambahnya.
Sementara UEFA mengancam untuk melarang klub-klub pendiri Liga Super, termasuk Real Madrid dan Chelsea, bermain dari Liga Champions. Tuchel mengatakan, kedua tim pantas berada di semifinal. “Kami tidak pantas mendapatkannya karena keputusan politik atau karena logo kami, kami pantas mendapatkannya karena kami telah menempuh perjalanan panjang,” tandas Tuchel.
“Saya mempunyai keberuntungan untuk menjadi bagian dari ini sejak fase sistem gugur, dan kami telah memperjuangkan jalan kami melalui hasil-hasilnya. Jika ada masalah pada level politik olahraga, itu harus diselesaikan pada level itu,” tambahnya.