Harga Minyak Melemah pada Akhir Perdagangan Jumat Pagi
NEW YORK — Harga minyak sedikit melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena kekhawatiran atas produksi minyak mentah yang lebih rendah di Libya mengimbangi ekspektasi bahwa meningkatnya kasus COVID-19 di India dan Jepang akan menyebabkan permintaan minyak menurun.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni, naik tipis delapan sen atau 0,1 persen menjadi ditutup pada 65,40 dolar AS per barel. Sedangkan, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI), juga naik delapan sen atau 0,1 persen, menjadi berakhir pada 61,43 dolar AS per barel.
Libya mengatakan produksi minyaknya turun menjadi sekitar satu juta barel per hari dalam beberapa hari terakhir dan bisa turun lebih jauh, karena masalah anggaran.
“Pasar menyadari bahwa kembalinya permintaan minyak secara global tidak dapat datang tanpa kembalinya ekonomi-ekonomi terbesar dunia,” kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy, mencatat “India sedang menyelam semakin dalam dan semakin dalam ke dalam krisis besar dengan infeksi membuat rekor baru setiap hari.”
“Peningkatan lebih lanjut dalam jumlah kasus baru COVID di India memicu keraguan tentang bagaimana permintaan di sana akan meningkat,” Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada Kamis (22/4/2021), menambahkan meningkatnya infeksi di Jepang juga menjadi perhatian.
“India dan Jepang termasuk di antara konsumen dan importir minyak terbesar dunia,” katanya.
India, pengguna minyak terbesar ketiga di dunia, pada Kamis (22/4/2021) melaporkan peningkatan harian tertinggi di dunia hingga saat ini dengan 314.835 kasus baru COVID-19.