Infrastruktur Jadi Tantangan Wujudkan Perusahaan Ramah Lingkungan

JAKARTA – Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) mengungkapkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi untuk menggerakkan perusahaan yang ramah lingkungan di Indonesia, demi mewujudkan “Sustainability Ambitions 2020- 2040” yang diumumkan pada September 2020 lalu oleh CCAI.
“Tentu untuk mewujudkan ambisi ini, banyak tantangan yang harus kita hadapi. Salah satunya adalah infrastruktur yang cocok dan bisa mendukung hal tersebut,” kata Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia, Kadir Gunduz, melalui diskusi daring.
“Sebenarnya kami sudah expect hal ini, sehingga kami bekerja sama berdampingan dengan pemerintah,” ujarnya melanjutkan.
Lebih lanjut ia memaparkan, bahwa perusahaan telah memulai beberapa langkah untuk mewujudkan perusahaan dengan nilai keberlanjutan (sustainability) yang tinggi dan ramah lingkungan — baik bagi masyarakat di sekitarnya maupun secara luas.
Beberapa di antaranya adalah investasi CCAI membangun atap solar panel, menginisiasi redesain kemasan yang lebih ramah lingkungan, dan melakukan aksi pembersihan sampah di pantai, dan lain sebagainya.
“Kami melakukan investasi ke semua aspek. Misalnya, solar panel untuk menghemat energi, redesain semua kemasan produk untuk meningkatkan tingkat daur ulang, dan lainnya,” kata Kadir.
Sebelumnya, CCAI bersama dengan Dynapack Asia mendukung terciptanya ekosistem keberlanjutan dengan menyiapkan pembangunan pabrik daur ulang untuk kemasan plastik atau Polyethylene Terephthalate (PET) di Indonesia.
Berlokasi di kawasan industri Deltamas, Kabupaten Bekasi, nantinya pabrik daur ulang plastik itu akan berdiri di lahan seluas 2 hektare atau setara 20 ribu meter persegi, nantinya pabrik itu akan beroperasi pada 2022 dengan kapasitas pengelolaan 25.000 ton plastik setiap tahunnya.