Jaga Kebersihan Area Jualan, Pedagang Siapkan Tempat Sampah Swadaya
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Selain sampah organik berasal dari sisa limbah sayuran, buah sejumlah sampah kerap berasal dari plastik, kertas. Pedagang sebutnya sebagian tidak memiliki keranjang sampah di dekat lapak.
Komarudin, pedagang nanas di pasar Bambu Kuning menyebut sisa limbah buah nanas cukup tinggi. Sampah yang dihasilkan berupa kulit, bagian mahkota setelah dikupas.
Sejumlah konsumen yang membeli buah dan dikupas berpotensi menghasilkan sampah. Sejumlah sampah tersebut ditempatkan pada keranjang untuk selanjutnya dibuang.
“Dekat lokasi pasar ada kontainer sampah yang akan dibersihkan setiap hari sehingga tidak mencemari area pasar,” terangnya.
Potensi munculnya sampah juga mengalami peningkatan volume selama Ramadan. Munculnya pasar dadakan tempat penjualan menu berbuka puasa atau takjil menambah potensi sampah.
Sejumlah lokasi tempat penjualan takjil di wilayah Kelurahan Kota Karang, Teluk Betung Barat, berada di dekat sungai Way Balau. Meski demikian sebagian pedagang memilih menyediakan tempat sampah swadaya.
Burhan, salah satu pedagang buah segar dan takjil saat sore mengaku, menyediakan keranjang sampah. Penyediaan keranjang sampah sebutnya menghindari pembuangan ke sungai setempat.
Menjaga kebersihan sungai sebutnya ikut mendukung upaya menjaga kebersihan laut. Sebab sampah plastik kemasan yang dibuang ke sungai bermuara ke laut.
“Sampah yang dibuang ke sungai tentunya akan berdampak pada pendangkalan sungai dan mengotori laut,” terang Burhan.
Kebersihan sungai dan laut tanpa adanya sampah terlihat saat sungai tidak banjir. Sungai Way Balau yang menjadi tempat sandar kapal nelayan terlihat bersih.