Kasus Pembekuan Darah Tak Surutkan Australia Melanjutkan Vaksinasi dengan AstraZeneca
MELBOURNE – Australia akan meneruskan program inokulasi dengan vaksin AstraZeneca PLC. Pejabat kesehatan setempat mengatakan, meski kasus pembekuan darah menimbulkan kekhawatiran, hal tersebut tidak menyurutkan agenda penyuntikan.
Seorang pria, berusia 44 tahun, dibawa ke rumah sakit di Melbourne dengan kasus pembekuan darah. Hal itu dialami, beberapa hari usai menerima vaksin AstraZeneca. Pria tersebut menderita thrombosis yang serius, kondisi yang mencegah peredaran darah normal, melalui sistem aliran darah.
Regulator Administrasi Barang-Barang Terapeutik (TGA) dan panel Kelompok Penasihat Teknis terkait Imunisasi Australia (ATAGI), menggelar perteman Jumat (2/4/2021) malam dan Sabtu (3/4/2021) dini hari, untuk mendiskusikan saran lebih lanjut terkait vaksin AstraZeneca. “Saat ini kami belum disarankan oleh ATAGI atau TGA untuk menunda distribusi vaksin AstraZeneca di Australia,” kata Wakil Kepala Petugas Medis Australia, Michael Kidd, dalam pengarahan yang ditayangkan di televisi lokal, Sabtu (3/4/2021) sore.
Meski demikian, Kidd mengatakan, kasus pembekuan darah itu kemungkinan terkait dengan vaksin. “Risiko efek samping yang serius tetap rendah, namun keamanan merupakan hal yang terpenting dan itulah mengapa TAGI dan TGA terus melakukan uji kelayakan terhadap kasus ini,” kata Kidd.
Pada Kamis (1/4/2021), Inggris mengidentifikasi 30 kasus pembekuan darah yang langka, menyusul penggunaan vaksin tersebut. Sejumlah negara, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Spanyol membatasi penggunaan vaksin itu usai laporan-laporan serupa. Australia, meluncurkan vaksinasi massal untuk 25 juta orang pada Februari. Dengan kebanyakan dari mereka diperkirakan akan menerima vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca, karena 50 juta dosis diproduksi secara domestik oleh CSL Ltd.